Skip to main

Cara Mencegah Obat-Obatan Kadaluarsa di Apotek

Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter akan mampu mempercepat kesembuhan pada pasien. Inilah mengapa pengadaan obat di apotek begitu penting dan patut diperhatikan. Khususnya dalam hal expiry date atau tanggal kadaluarsa obat yang tertera pada kemasan.

Tanggal kadaluarsa ini ditentukan industri farmasi dari hasil uji stabilitas yang terdaftar kepada otoritas BPOM. Bila obat dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsanya maka terjamin aman dan masih memiliki manfaat positif bagi kesehatan. Lalu apa dampaknya jika obat kadaluarsa dikonsumsi? Simak selengkapnya di bawah ini!

Ciri Obat Kadaluarsa

Sebelum mengetahui dampak obat kadaluarsa, kenali dulu beberapa cirinya yakni sebagai berikut:

  • Bila dalam bentuk tablet, ciri fisik obat kadaluarsanya adalah lembek, terlepas dari kemasan, ada noda bintik, berubah warna, bau dan rasa; bahkan hancur menjadi bubuk.
  • Jika obat kadaluarsa tersebut dalam bentuk kapsul maka akan berubah warna, rasa dan bau; kemudian cangkang kapsul menjadi lembek atau melekat satu sama lain sementara isinya keluar.
  • Obat kadaluarsa dalam bentuk puyer/serbuk memiliki kemasan lembab, terkoyak, timbul noda bintik, lembek, basah, berubah warna, bau dan rasa.
  • Apabila obat kadaluarsa dalam bentuk cairan maka akan keruh, kental, mengendap, memisah, kemasan berembun, berubah warna, rasa dan bau; serta segel kemasan terkoyak.
  • Ciri untuk obat kadaluarsa dalam bentuk krim, salep maupun gel juga mengalami perubahan bau, konsistensi dan warna, isi bocor, kemasan berlubang, kemasan lengket, mengeras, memisah, mengendap hingga mengental.
  • Ciri dari obat kadaluarsa dalam bentuk aerosol termasuk inhaler akan habis isinya dan wadah rusak.
  • Pada obat kadaluarsa dalam bentuk produk steril termasuk injeksi maka cairan tidak kembali dalam bentuk suspensi usai dikocok, kemasan sobek, bernoda maupun berembun. Ada bagian yang hilang maupun rusak ataupun bengkok.

Dampak Konsumsi Obat Kadaluarsa

Cara Mencegah Obat Kadaluarsa.jpg

Distribusi obat tidak sembarangan karena ada standar yang ditetapkan pemerintah agar obat bisa dikonsumsi dengan aman. Dampak dari konsumsi obat kadaluarsa sendiri hingga tidak boleh diperdagangkan antara lain ialah:

Sarang Bakteri

Obat yang kadaluarsa apalagi dalam bentuk cairan akan menjadi sarang bakteri dan jamur. Bila obat seperti ini dibiarkan begitu saja akan mampu menginfeksi tubuh khususnya sensitif terhadap mata.

Interaksi Obat

Konsumsi obat-obatan kadaluarsa bersamaan dengan obat lainnya akan memicu interaksi obat. Alhasil obat lain yang tidak kadaluarsa tidak bekerja dengan maksimal untuk mengatasi keluhan. Lebih parahnya lagi bisa meningkatkan resiko efek samping obat.

Resistensi Antibiotik

Pada obat antibiotik yang sudah habis masa tenggatnya akan kehilangan sebagian besar potensinya. Obat ini tidak mampu lagi membunuh bakteri penyebab penyakit karena antibiotik sudah basi dan mengembangkan resistansi.

Berubahnya Komposisi Kimia

Dalam sediaan obat-obatan terdapat banyak senyawa kimia yang mampu mengalami perubahan bau, warna hingga tekstur dari waktu ke waktu. Komposisi zat kimia ini akan berubah seiring berjalannya waktu dan menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada tubuh Anda.

Kehilangan Potensi

Kandungan aktif dalam obat tidak mampu bereaksi dalam tubuh karena kehilangan potensinya. Kandungan aktif dalam sediaan padat misalnya kaplet, pil, tablet cenderung stabil walaupun sudah melewati masa kadaluarsa.

Sayangnya untuk obat dengan sediaan cair seperti suspensi, obat tetes atau sirup tidak akan berguna sebagaimana mestinya. Inilah mengapa distribusi obat tidak hanya meliputi logistik saja melainkan pula pendataan obat kadaluarsa dan pengelolaan sampah obatnya.

Cara Mencegah Obat Kadaluarsa

Obat kadaluarsa tidak bisa dibuang sembarangan bahkan ada aturan tersendiri untuk mengelolanya yang ditetapkan oleh Undang-Undang Pemerintah. Cara untuk mencegah obat kadaluarsa agar tidak sampai beredar di masyarakat bisa melalui pengelolaan farmasi di apotik seperti berikut:

Simpan Obat dengan Benar

Penyimpanan obat bisa mengikuti petunjuk dalam kemasan. Beberapa obat ada yang hanya bisa didalam lemari es atau suhu ruang namun tidak boleh langsung terpapar suhu tinggi. Anda sebaiknya tidak menyimpan obat di tempat lembab karena meningkatkan penurunan efektivitasnya.

Ikuti Kaidah FEFO

FEFO merupakan singkatan dari First Expired, First Out. maksudnya adalah produk yang lebih dulu kadaluarsa akan dikeluarkan pertama. Obat dengan tenggat kadaluarsa terdekat disimpan paling depan sehingga akan mudah menjualnya lebih dulu.

Lakukan Monitoring

Periksa obat secara rutin dan pisahkan mana yang masih layak dikonsumsi serta mana yang mendekati kadaluarsa. Monitoring ini juga berguna untuk mendeteksi kesalahan pencatatan. Apabila ada obat yang rusak bisa dilakukan retur atau pengembalian produk secepat mungkin kepada Distributor -Farmasi.

Pengadaan Obat Aktif & Efektif

Jalin kerjasama dengan Distributor Farmasi yang memiliki reputasi baik. Dengan begitu saat obat mulai memasuki tenggat kadaluarsanya bisa segera diganti secepatnya. Ketersediaan obat terjamin dan penyimpanan yang tepat menjaga kualitas dari obat-obatan itu sendiri.

Farmasi Pintar, Solusi Pengadaan Obat-obatan di Klinik

Ada berbagai bahaya yang akan ditimbulkan dari produk kadaluarsa. Mulai dari keselamatan pasien hingga kerugian yang akan ditimbulkan oleh pemilik layanan kesehatan. Bermitra dengan distributor obat obatan resmi dan legal, yaitu Farmasi Pintar adalah solusinya. Tak perlu ragu soal kualitas, produk dari Farmasi Pintar telah bersertifikasi BPOM, lho. Yuk lakukan pengadaan dengan cermat agar kualitas layanan kesehatan meningkat.

Sumber:

NHS. Why do medicines have expiry dates?. 6 Januari 2020 POM. Waspada Obat Kadaluarsa. 22 Agustus 2019 Kompas. Ini yang Harus Anda Lakukan Terhadap Obat Kadaluarsa. 23 Agustus 2019