Skip to main

Seminar Kemkominfo untuk Menjawab Keraguan Penggunaan RME

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) mengadakan survei terkait penggunaan Rekam Medis Elektronik. Hasilnya mengatakan bahwa masih banyak pemilik klinik maupun praktik dokter mandiri yang mengkhawatirkan penggunaan rekam medis elektronik.

Kekhawatiran pertama yang paling banyak dirasakan adalah soal keamanan, kebocoran data salah satunya. Kemudian, kekhawatiran kedua yang paling banyak dirasakan oleh pemilik klinik maupun praktik dokter mandiri adalah proses pemindahan atau migrasi data yang ada. Klinik maupun praktik dokter mandiri yang masih menjalankan operasional manual masih belum yakin akan pemindahan data yang begitu banyak ke aplikasi klinik.

Melihat permasalahan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, bersama dengan Kementerian Kesehatan RI serta Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) mengadakan Seminar dan Workshop yang membahas tuntas mengenai Pendampingan Strategi Adopsi RME dan Integrasi SATUSEHAT dalam Mendukung Akreditasi Klinik. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juni di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M.Eng menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pemilik klinik terkait implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) serta pentingnya interoperabilitas dengan platform SATUSEHAT Kementerian Kesehatan.

Berbagai Tantangan dalam Menjalankan Proses Implementasi Rekam Medis Elektronik

Berbagai Tantangan dalam Menjalankan Proses Implementasi Rekam Medis Elektronik.jpg

Seminar dan Workshop yang diadakan membawa sejumlah narasumber terpercaya untuk dapat memberikan informasi seputar rekam medis elektronik, gambaran umum keadaan layanan kesehatan di Banyumas, hingga menjawab kekhawatiran yang selama ini dirasakan oleh pemilik klinik maupun praktik dokter mandiri.

Salah satu narasumber yaitu dr. Novita Sabjan, MM selaku Sekretaris ASKLIN Cabang Banyumas memberikan paparan mengenai keadaan layanan kesehatan di Banyumas. “Saat ini di Kabupaten Banyumas, belum semua layanan kesehatan memiliki Rekam Medis Elektronik. Jika sudah memiliki Rekam Medis Elektronik baik yang berbasis web maupun desktop, belum bisa dikatakan aktif dalam penggunaannya”.

Baca juga:

Salah satu faktor yang menyebabkan masih banyaknya klinik belum aktif menggunakan Rekam Medis Elektronik adalah kurangnya bimbingan implementasi. Transisi dari operasional manual ke digital tentu memerlukan adaptasi yang tidak sebentar, sehingga membutuhkan bantuan bimbingan dalam proses implementasinya agar pemilik klinik maupun praktik dokter mandiri terbiasa dalam menggunakannya.

dr. Ahmad Hidayat M.Sc, MBA Ketua Technical Working Group SATUSEHAT mengatakan bahwa keterbatasan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja IT yang bertugas di klinik juga menjadi hambatan dalam proses implementasi yang sedang berlangsung. Namun, hambatan ini bisa diatasi melalui kerja sama dengan vendor.

Menjawab permasalahan tersebut, Klinik Pintar hadir sebagai sebuah aplikasi klinik yang dilengkapi dengan tim bimbingan implementasi Rekam Medis Elektronik. Adanya bimbingan implementasi ini tentunya akan mempercepat proses adopsi teknologi digital untuk para klinik maupun praktik dokter mandiri yang masih merasa kesulitan dalam penggunaannya.

Bukhori Muhammad Aqid Chief Technology Officer Klinik Pintar juga menjelaskan bagaimana Aplikasi Klinik Pintar membantu klinik untuk meningkatkan pelayanannya dengan belajar dari success story yang ada. Terdapat beberapa poin pelayanan yang bisa ditingkatkan ketika berkontribusi dalam proses transformasi digital beberapa klinik. Mulai dari waktu tunggu pasien yang dipersingkat hingga meminimalisir pengeluaran biaya alokasi kertas & ATK.

Dengan diberlangsungkannya acara ini, harapannya para pemilik klinik maupun praktik dokter mandiri mendapatkan pengetahuan yang lebih luas mengenai Rekam Medis Elektronik serta menjawab kekhawatiran yang ada. Semoga, acara ini bisa diberlangsungkan di kota-kota lainnya agar proses adopsi teknologi digital bisa segera merata.