Skip to main

9 Cara Mengendalikan Emosi pada Anak

Emosi yang meluap-luap pada anak terlebih pada anak usia balita adalah hal yang wajar. Pasalnya pada usia ini, kemampuan anak dalam mengelola emosi masih sangat terbatas.

Tak hanya itu, balita juga umumnya masih belum mampu mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata secara jelas.

Jadi tak heran jika tantrum dan menangis menjadi andalan si kecil untuk menyampaikan keinginan.

Sebagai orang tua, penting membantu anak mengenali dan mengelola emosinya agar terhindar dari perilaku yang tidak diinginkan.

Kenali Penyebab Anak Marah

Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana cara mengendalikan emosi pada anak, penting bagi parents untuk mengenali penyebab anak marah.

Seperti layaknya orang dewasa, anak pun memiliki alasan mengapa mereka marah. Berikut beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab anak marah:

  • Kelelahan
  • Frustasi karena kesulitan mengungkapkan keinginan atau tidak bisa melakukan sesuatu yang mereka inginkan
  • Terkadang anak marah sebagai cara untuk mendapatkan perhatian orang tua
  • Overstimulasi karena si kecil berada dalam lingkungan yang ramai dalam waktu yang lama
  • Lapar
  • Meniru perilaku orang sekitar
  • Merasa dibandingkan

Cara Mengendalikan Emosi pada Anak

Parents, jika si kecil cenderung terlihat sebagai pribadi yang mudah marah, beberapa cara mengontrol emosi pada anak ini bisa parents terapkan:

1. Ajari Anak Mengenali Emosi

Bagi anak usia 2 tahun, mereka belum mengetahui cara mengekspresikan keinginannya. Jadi salah satu mengontrol emosi anak usia 2 tahun yaitu dengan mengajari si kecil mengenali emosinya.

Anak perlu tahu apa yang mereka rasakan. Bantu mereka mengenali dan memberi nama pada emosi yang sedang dialami, seperti senang, sedih, marah, atau takut.

Misalnya, "Adik terlihat kesal sekali ya. Apa yang membuat adik merasa kesal?”. Dengan begitu, anak bisa mengkomunikasikan perasaannya dengan lebih baik.

2. Validasi Perasaan Anak

Saat si kecil menangis setelah mendapat goresan siku yang bahkan tidak melukai kulitnya, naluri pertama Anda mungkin menyuruhnya untuk tenang atau meyakinkannya bahwa cederanya tidak parah.

Namun para ahli mengatakan bahwa menyangkal perasaannya hanya akan memperburuk keadaan. Hal itu justru akan menyebabkan anak semakin memendam perasaannya dan menjadi semakin kesal.

Jadi, jangan sesekali hiraukan atau meremehkan perasaan anak, meskipun menurut Anda itu hal yang sepele.

Pastikan Anda memvalidasi perasaannya, seperti “Mama tahu ini sakit,” atau, “Kamu pasti kaget ya waktu terjatuh.”Hindari kalimat seperti "Jangan nangis dong" atau "Masa gitu aja marah.”

3. Beri Waktu untuk Tenang

Cara mengendalikan emosi pada anak yaitu dengan memberinya waktu untuk tenang. Hindari memarahi balik anak saat si kecil sedang meluapkan emosinya.

Beri anak ruang dan waktu untuk menenangkan diri. Sediakan "tempat tenang" khusus di rumah, seperti kamar mereka, untuk anak pergi saat mereka merasa kewalahan.

Sebaliknya, ketika anak sedang marah, tawarkan pilihan untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Misalnya, "Adik marah ya? Mau mama peluk dan cerita ke Mama dulu atau mau menenangkan diri dulu di kamar?”

Ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman bercerita tentang perasaan mereka. Sediakan waktu khusus untuk mengobrol dan dengarkan mereka tanpa judgement.

4. Bantu Anak Memecahkan Masalah

Setelah emosi anak mereda, bantu mereka mencari solusi untuk masalah yang sedang dihadapi.

Dengan begitu, anak belajar bahwa ada cara yang lebih baik untuk menghadapi situasi yang membuat mereka kesal dibanding mereka harus marah-marah.

Misalnya, jika si kecil nangis dan marah-marah setelah mengalami cedera, Anda bisa mengajukan solusi seperti "Menurut adik, untuk membersihkan lukanya lebih baik kita cuci dengan air atau cukup memberi es batu di atas lukanya?” atau “Adik mau membalut lukanya dengan perban atau cukup dengan memberinya obat luka?”

5. Jadilah Contoh yang Baik

Anak-anak adalah peniru ulung, mereka belajar dari apa yang mereka lihat, termasuk perilaku orang tuanya.

Karenanya, agar si kecil mampu mengontrol emosinya, parents pun perlu menunjukkan bagaimana cara mengelola emosi dengan tenang.

Misalnya jika Anda sedang merasa marah, Anda bisa menarik napas dalam dan hitung sampai sepuluh lalu katakan pada anak "Mama sedang merasa kesal, tapi Mama akan coba tenang dulu ya.”

6. Pelukan dan Kasih Sayang

Memberinya pelukan dan kasih sayang juga bisa menjadi salah satu cara mengatasi emosi anak usia 2 tahun.

Anda bisa memberinya pelukan kasih sayang ketika si kecil sudah lebih tenang. Pelukan ini akan memberi si kecil rasa aman. Tak hanya itu, mereka juga akan merasa lebih dicintai.

7. Tetap Tenang

Tahukah parents bahwa apa yang parents rasakan bisa dirasakan juga oleh si kecil, termasuk perihal emosi.

Menangani anak yang tantrum dengan berteriak atau marah justru akan memperparah situasi. Bahkan, membuat anak semakin emosional.

Jadi, saat mengatasi emosi anak, pastikan Anda tetap tenang dan bicaralah dengan nada yang lembut.

8. Tetapkan Batasan

Anak usia 2 tahun sedang belajar memahami aturan. Jangan mudah menyerah pada emosi anak yang terjadi karena suatu keinginannya tidak terpenuhi.

Misal si kecil marah karena mainan keinginannya tidak dibelikan. Padahal ada alasan di balik Anda melarangnya membeli mainan.

Jadi saat membuat batasan, pastikan Anda menjelaskan dengan lugas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Konsistensi penting untuk membantu anak memahami aturan yang telah ditetapkan.

9. Putuskan Penyebab Anak Marah

Parents pernahkah si kecil marah diiringi dengan tindakan ekstrem seperti mengacungkan benda tajam?

Jika iya, parents perlu mengetahui dari mana si kecil belajar mengacungkan benda tajam. Apakah dia melihat orang tua melakukannya? atau efek nonton film di YouTube, atau justru mereka belajar dari teman sebayanya.

Menurut Praktisi Pendidikan Anak, Juni Anton, S.Psi., MBA, dalam Webinar Ibu Pintar yang diadakan Klinik Armedika Kelapa Gading by Klinik Pintar, jika si kecil marah dengan melakukan tindakan ekstrem, parents perlu mewaspadainya.

Sebab hal ini perlu penanganan khusus dari psikolog anak untuk mencari tahu penyebab pastinya.

Jika si kecil berperilaku seperti itu karena melihat dari orang tuanya, maka parents perlu mengubah kebiasaan buruk, kalau dia menonton di YouTube makan parents harus di restrict, sedangkan jika meniru dari temannya, maka parents perlu memerhatikan lingkungan bermainnya.

Tips agar Tidak Mudah Marah pada Anak

Menjadi orang tua adalah pengalaman luar biasa. Namun, tak jarang rasa marah muncul saat menghadapi tingkah laku anak yang juga emosional.

Marah pada anak boleh saja, tapi ada baiknya kita sebagai orang tua bisa mengendalikan emosi tersebut. Nah, berikut tips agar tidak mudah marah pada anak.

1. Pahami Akar Permasalahannya

Sebelum meledak, cobalah pahami dulu mengapa anak Anda marah atau berperilaku yang membuat Anda kesal.

Apakah karena lelah, lapar, frustrasi, atau belum bisa mengkomunikasikan kebutuhannya dengan baik? Dengan memahami penyebabnya, Anda bisa lebih sabar dan mencari solusi yang tepat.

2. Segera Tenangkan Diri

Ketika Anda mulai merasa kesal, ambil jeda sejenak untuk menenangkan diri. Tarik napas dalam-dalam dan hitung mundur hingga emosi mereda.

Ingatkan diri sendiri bahwa tujuan Anda adalah mendidik dan membimbing anak, bukan melampiaskan kemarahan.

3. Kendalikan Cara Bicara dan Hindari Memukul

Daripada berteriak atau menggunakan kata-kata kasar, gunakan kalimat yang tenang dan tegas.

Misalnya, alih-alih berkata, "Kenapa kamu berantakan sekali!", coba katakan, "Ayo kita rapikan mainannya bersama-sama ya."

Hindari juga kata-kata yang membuat anak merasa bersalah dan jangan sesekali memukul.

4. Prioritaskan Waktu untuk Diri Sendiri

Tips agar tidak mudah marah pada anak juga bisa dilakukan dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Sebab tak bisa dipungkiri bahwa mengurus anak bisa melelahkan dan membuat Anda mudah stres.

5. Belajar Mengelola Emosi

Cara mengontrol emosi yaitu dengan melakukan berbagai teknik pengelolaan emosi, seperti latihan relaksasi, yoga, atau meditasi. Dengan mengelola emosi dengan baik, Anda akan lebih mudah mengendalikan diri saat menghadapi situasi yang memicu kemarahan.

Itu dia beberapa cara mengendalikan emosi pada anak. Apabila parents kesulitan menghadapi emosi si kecil, parents bisa mengajak si kecil untuk melakukan konsultasi ke psikolog anak di Klinik Armedika Kelapa Gading by Klinik Pintar.

Dengan penanganan yang tepat, Anda bisa mencegah perilaku anak yang tidak diinginkan. Yuk segera booking layanan psikolog anak melalui Website Klinik Armedika by Klinik Pintar.

Baca Juga:

Sumber:

Nuhs Plus. Getting a handle on your child’s emotions. 17 Agustus 2023.

Parents. 8 Ways to Help an Emotionally Sensitive Child. 12 Maret 2024.

Psychology Today. How to Handle Your Anger at Your Child. 11 Mei 2011.

Pregnancy, Birth & Baby. Controlling your anger as a parent.

Jadwalkan Konsultasi dengan Psikolog