Skip to main

Penyebab, Ciri-ciri, hingga Pengobatan Asma

Memeringati Hari Asma yang jatuh pada setiap tanggal 5 Mei, kamu perlu memahami penyakit ini sebagai bentuk dukungan sekaligus meningkatkan kesadaran tentang asma.

Asma adalah penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi kondisi penderita asma dapat dikontrol dengan baik melalui pengobatan dan gaya hidup yang tepat.

Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang penyebab, ciri-ciri, hingga pengobatan asma berikut ini.

Penyebab Asma

Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan kamu terkena asma. Catat, ya.

1. Faktor Genetik

Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan asma, seperti orang tua, saudara kandung, atau kakek nenek, maka kemungkinan untuk mengidap asma pun lebih tinggi.

Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

2. Pengaruh Lingkungan

Meski faktor genetik bisa jadi salah satu penyebab asma, tidak semua orang dengan riwayat keluarga asma akan mengalami kondisi ini.

Faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam mengaktifkan atau memperburuk gejala asma pada individu yang memiliki kecenderungan genetik tersebut.

Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu atau memperburuk asma meliputi:

  • Zat-zat alergen seperti debu rumah, tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan spora jamur
  • Paparan polusi udara dari emisi industri, asap kendaraan bermotor, dan asap rokok
  • Paparan asap rokok baik itu bagi perokok aktif maupun pasif
  • Paparan zat-zat kimia seperti asap cat, parfum, deterjen, atau bahan kimia lainnya
  • Perubahan suhu, kelembaban udara, atau kondisi cuaca ekstrem seperti udara dingin atau lembap

3. Riwayat Infeksi Saluran Pernapasan

Penyebab penyakit asma lainnya yakni adanya riwayat infeksi saluran pernapasan.

Infeksi virus seperti flu, rhinovirus (penyebab pilek), dan Respiratory Syncytial Virus (RSV) dapat menyebabkan peradangan pada saluran udara dan mempengaruhi respons sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terjadinya asma.

Beberapa infeksi bakteri pada saluran pernapasan juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan asma.

4. Refluks Asam Lambung (GERD)

Ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan mengiritasi saluran pernapasan, hal ini dapat memicu peradangan dan hiperresponsivitas pada saluran udara, sehingga menyebabkan gejala asma seperti sesak napas, batuk, dan mengi.

Itulah mengapa terkadang, orang dengan asma juga memiliki GERD, dan sebaliknya.

Keduanya bisa terkait karena adanya faktor risiko yang sama, seperti obesitas atau kelainan pada otot-otot cincin yang mengontrol gerakan makanan dari kerongkongan ke lambung (sfingter esofagus bawah).

5. Stres dan Kecemasan

Siapa sangka, ternyata kondisi emosional juga bisa jadi salah satu penyebab penyakit asma. Misalnya karena stres dan kecemasan.

Ketika stres atau kecemasan, tubuh dapat melepaskan hormon-hormon stres seperti adrenalin, yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan.

Respons ini dapat menyebabkan peningkatan kepekaan saluran udara, yang dapat memicu atau memperburuk gejala asma seperti batuk, sesak napas, dan mengi.

6. Aktivitas Berat

Aktivitas fisik intensif atau olahraga yang berat bisa menjadi faktor pemicu atau memperburuk gejala asma. Kondisi ini dikenal juga sebagai asthma inducible by exercise atau asthma inducible by physical exertion (EIB/PIE).

Ciri-ciri Asma

Penyakit asma biasanya dapat ditandai dengan beberapa ciri berikut ini.

  • Batuk yang seringkali terjadi pada malam hari atau di pagi hari
  • Mengi atau munculnya suara siulan atau mendesis saat bernapas
  • Perasaan sulit bernapas atau menghirup udara (sesak napas)
  • Merasakan tekanan, nyeri, atau ketidaknyamanan pada bagian dada
  • Mengalami kesulitan tidur atau terbangun karena sesak napas atau batuk di malam hari

Cara Mengatasi Asma

Lantas, apakah asma bisa sembuh? Sayangnya, asma merupakan kondisi yang umumnya tidak memiliki obat penyembuhan permanen.

Jadi, tidak ada pengobatan asma yang bisa membantu pasien untuk benar-benar sembuh total dari penyakitnya.

Namun, dengan pengelolaan yang tepat, banyak pasien asma dapat mengontrol gejala mereka dengan baik dan hidup tanpa gangguan yang signifikan.

Berikut ini beberapa cara pengelolaan penyakit asma yang bisa dilakukan.

1. Hindari Pemicu Asma

Jika kamu menderita asma, pastikan untuk mengenali pemicu dan menghindarinya sehingga penyakit asma tidak kambuh.

Dengan mengetahui apa yang memicu gejala asma, kamu dapat bekerja sama dengan dokter untuk mengembangkan rencana pengelolaan asma yang efektif, termasuk penggunaan obat-obatan dan tindakan pencegahan lainnya.

2. Gunakan Obat-obatan untuk Asma

Meski tidak dapat disembuhkan secara permanen, penggunaan obat-obatan untuk asma juga tetap diperlukan.

Obat-obatan ini dirancang untuk mengontrol gejala asma, mengurangi peradangan di saluran udara, dan memperluas saluran udara untuk memudahkan pernapasan.

Adapun obat-obatan yang umum digunakan untuk pengelolaan asma, antara lain:

  • Obat Pengontrol (Controller), yang digunakan untuk mengurangi peradangan di saluran napas, mengendalikan gejala, dan mengurangi risiko serangan asma serta penurunan fungsi paru-paru. Obat ini biasanya diminum secara teratur untuk mencegah gejala asma.
  • Obat Pereda (Reliever), yang bertujuan untuk menghilangkan gejala asma saat diperlukan, terutama selama serangan asma atau eksaserbasi perburukan asma. Obat ini dapat memberikan bantuan cepat dalam meredakan gejala sesak napas dan batuk.
  • Obat Tambahan (Add-On) untuk Pasien Asma Berat. Jadi, hanya diberikan jika pasien memiliki gejala asma yang persisten atau terus muncul, serta mengalami eksaserbasi meskipun telah menggunakan pengobatan utama secara optimal. Obat tambahan ini dapat membantu mengontrol gejala yang sulit dikendalikan.

3. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Cara mengatasi penyakit asma lainnya yang penting untuk diperhatikan oleh setiap pasien yakni dengan menjalani gaya hidup sehat.

Gaya hidup sehat dapat meningkatkan kualitas hidup dan membantu pasien asma menjalani hidup yang lebih aktif dan bebas stres.

Jadi, pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, menghindari rokok, mengelola stres, dan tidur yang cukup, ya.

4. Jalani Pemeriksaan Rutin

Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter agar penyakit asma terkontrol.

Pemeriksaan rutin ini memungkinkan dokter untuk memantau kondisi pasien, mengevaluasi respons terhadap pengobatan, dan memberikan perubahan yang diperlukan dalam rencana pengobatan.

Itulah informasi lengkap seputar penyakit asma yang penting untuk kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

Baca Juga:

Sumber:

Mayo Clinic. Asthma.

Cleveland Clinic. Asthma.

WebMD. 9 Januari 2024. Asthma.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik