Skip to main

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Efek Samping Langka, Benarkah?

Virus corona Covid-19 merupakan ancaman kesehatan global serius yang terjadi beberapa tahun lalu. Vaksinasi menjadi salah satu upaya utama untuk menanggulangi pandemi ini.

Namun baru-baru ini, vaksin AstraZeneca yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi virus corona kembali menjadi sorotan karena laporan efek samping langka berupa sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS).

Tentunya hal ini memicu kekhawatiran di beberapa negara, termasuk masyarakat Indonesia yang juga menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai salah satu upaya pengendalian penularan virus.

Lantas, benarkah vaksin AstraZeneca memiliki efek samping langka?

Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Melansir dari The Telegraph, dalam dokumen pengadilan, AstraZeneca perusahaan farmasi asal Inggris ini telah mengakui bahwa vaksinnya untuk melawan Covid-19 berpotensi menyebabkan thrombosis with thrombocytopenia syndrome, efek samping langka yang terkait dengan pembekuan darah.

Pengakuan ini terjadi setelah kasus pertama diajukan oleh Jamie Scott yang mengalami cedera otak permanen setelah pembekuan darah dan pendarahan di otak. Jamie Scott mengaku bahwa dirinya menerima vaksin AstraZeneca pada April 2021.

Setelahnya, AstraZeneca menghadapi gugatan class action yang diajukan sekelompok pengacara atas vaksin Covid yang menyebabkan efek samping langka.

Sementara itu, Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) juga telah membuka suara bahwa bahwa efek samping vaksin AstraZeneca termasuk sangat jarang terjadi.

Komnas PP KIPI juga memastikan tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia yang memicu pembekuan otak di Indonesia sebagai efek samping vaksin AstraZeneca.

Apa Itu Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome?

Thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) juga dikenal sebagai vaccine-induced immune thrombotic thrombocytopenic (VITT), adalah sindrom yang sangat langka yang terjadi setelah menerima vaksin Covid-19 tertentu.

Sindrom ini ditandai dengan pembekuan darah (trombosis) yang dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena dan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia).

TTS adalah efek samping dari vaksin AstraZeneca yang sangat langka dan berisiko lebih tinggi pada orang yang berusia kurang dari 60 tahun.

Penggumpalan darah ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, antara lain:

  • Otak (trombosis sinus vena serebral, atau CVST)
  • Perut (trombosis vena splanknikus)
  • Paru-paru (emboli paru)
  • Vena ekstremitas (trombosis vena dalam (DVT))
  • Arteri (trombosis arteri)

Gejala Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome

Ada beberapa gejala TTS yang mungkin dapat terjadi. Namun gejalanya bisa berbeda-beda tergantung bagian mana yang terkena. Gejala TTS biasanya muncul 4-42 hari setelah vaksinasi.

Gejala TTS yang memengaruhi otak antara lain:

  • Sakit kepala yang parah dan terus-menerus
  • Penglihatan kabur
  • Kesulitan berbicara
  • Kantuk
  • Kejang atau kebingungan

Gejala TTS yang mempengaruhi seluruh tubuh meliputi:

  • Sulit bernafas
  • Nyeri dada
  • Pembengkakan kaki
  • Nyeri perut yang terus-menerus
  • Bercak darah kecil di bawah kulit, jauh dari tempat suntikan

Jika kamu mengalami gejala Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome akibat dari efek vaksin AstraZeneca, kamu bisa segera melakukan konsultasi ke Jaringan Klinik Pintar terdekat dan juga bisa melaporkan kejadian ikutan pasca-imunisasi atau KIPI kepada Komnas KIPI melalui puskesmas terdekat.

Baca Juga:

Sumber:

Telegraph. AstraZeneca admits its Covid vaccine can cause rare side effect in court documents for first time.

Antara News. Komnas KIPI: Vaksin AstraZeneca tak sebabkan pembekuan otak di RI. 2 Mei 2024.

Health Direct. Thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS)

Jadwalkan Konsultasi di Klinik