Skip to main

Peran dan Tantangan Digitalisasi Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Tak bisa dipungkiri, sejak adanya pandemi COVID-19, seluruh aspek kehidupan, termasuk industri kesehatan dituntut untuk menyesuaikan diri dengan melakukan transformasi digitalisasi pelayanan kesehatan.

Terbukti selama pandemi, transformasi teknologi kesehatan sangat membantu klinik dan fasilitas kesehatan lainnya dalam memberikan layanan yang efektif dan efisien kepada para pasien. Kini setelah pandemi usai, pemanfaatan teknologi kesehatan terus dilakukan.

Meskipun digitalisasi dalam layanan kesehatan menawarkan banyak manfaat, namun juga menghadirkan berbagai tantangan. Terlebih, tak sedikit fasilitas kesehatan yang belum 100% mengimplementasikan transformasi digital. Lantas, apa saja peran dan tantangan dalam mewujudkan digitalisasi pelayanan kesehatan di Indonesia?

Apa Itu Digitalisasi Pelayanan Kesehatan?

Digitalisasi telah menjadi bagian integral dari pertumbuhan industri, tak terkecuali dalam sektor kesehatan. Digitalisasi pelayanan kesehatan sendiri didefinisikan sebagai proses transformasi teknologi di bidang kesehatan dengan tujuan membantu fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, praktek dokter mandiri, maupun fasyankes lain dalam memberikan pelayanan yang maksimal.

Dengan mengintegrasikan teknologi digital, sektor kesehatan telah meningkatkan kapasitas layanan, efisiensi, dan kinerja secara keseluruhan. Bahkan, digitalisasi dapat meminimalkan terjadinya human error, di mana dalam kasus pengelolaan data rekam medis pasien yang dilakukan secara konvensional seringkali menyebabkan data hilang atau tercecer.

Tantangan dalam Digitalisasi Pelayanan Kesehatan

Terlepas dari banyaknya manfaat transformasi teknologi kesehatan, penerapan digitalisasi pelayanan kesehatan juga kerap kali menghadapi berbagai tantangan, seperti

1. Keamanan Data

Salah satu tantangan utama dalam transformasi teknologi kesehatan yaitu terkait keamanan dan privasi. Pasalnya selain menjamin kesehatan dan keselamatan pasien, faskes juga perlu menjaga data pasien dari ancaman siber, baik itu hacker maupun virus atau malware. Oleh karena itu, faskes perlu memiliki protokol keamanan yang sesuai dengan standar yang berlaku.

2. Kurangnya Literasi Digital

Kurangnya literasi digital menjadi salah satu tantangan digitalisasi pelayanan kesehatan yang tak bisa dielakkan. Demi pelayanan efektif, tentu seluruh kalangan, baik itu staf, tenaga medis, dan pasien perlu memahami penggunaan aplikasi faskes, baik itu klinik, rumah sakit, atau dokter mandiri.

Untuk mengatasi tantangan ini, fasyankes perlu memberikan pengetahuan dalam bentuk sesi pelatihan atau bahkan demonstrasi produk kepada pasien maupun staf terkait penggunaan aplikasi klinik yang digunakan.

Peran Penting Penerapan RME Sebagai Bentuk Transformasi Teknologi Kesehatan

Di balik kebijakan pemerintah untuk mendorong fasyankes dalam melakukan digitalisasi dengan mengimplementasikan rekam medis elektronik, tentu ada keresahan yang dialami sebelumnya.

Pasalnya, rekam medis pasien yang dilakukan secara konvensional berbasis kertas menyebabkan tata kelola pelayanan kesehatan di fasyankes menjadi tidak efisien hingga mengakibatkan pelayanan menjadi tidak optimal. Selain itu, masyarakat juga tidak dapat memantau riwayat kesehatan pribadi karena rekam medis terpencar di berbagai pelayanan kesehatan yang pernah diakses.

Baca Juga: Tips Mengelola Klinik dengan Baik

Dengan adanya digitalisasi layanan kesehatan, beragam manfaat pun bisa didapatkan seperti:

1. Meningkatkan Kualitas Kesehatan

Berkat kecanggihan aplikasi klinik maupun sistem klinik, masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses data medis dan layanan kesehatan. Dengan aplikasi klinik, memungkinkan mereka untuk memantau dan melacak kondisi kesehatan secara berkala.

2. Memudahkan Komunikasi dalam Memberikan Pelayanan

Selain memudahkan pasien dan dokter dalam melakukan perawatan medis, digitalisasi klinik juga dapat memudahkan komunikasi antardokter. Tentunya hal ini sangat penting dilakukan, terlebih jika klinik atau rumah sakit memerlukan lebih dari satu dokter spesialis untuk memberikan pelayanan pada pasiennya.

3. Mengelola Administrasi Klinik dengan Baik

Tugas administrasi klinik bukan lagi persoalan sulit berkat adanya digitalisasi klinik. Pasalnya, dengan penggunaan sistem klinik yang canggih akan membuat Anda lebih mudah dalam mengelola administrasi klinik sehingga tak ada lagi masalah berkas tercecer atau kehilangan data pasien.

Aplikasi Klinik Pintar Menjawab Tantangan dalam Digitalisasi Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka mewujudkan transformasi teknologi kesehatan dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas ke masyarakat Indonesia,Kemenkes menghadirkan platform Indonesia Health Service (IHS) atau yang dikenal dengan nama SATUSEHAT.

Adanya integrasi sistem SATUSEHAT ini menjadi salah satu upaya dalam menghubungkan data kesehatan masyarakat. Lewat platform ini, koordinasi antar fasilitas kesehatan lebih baik dan efektif, nakes tidak perlu input data berulang pada tiap aplikasi yang berbeda, riwayat pasien dapat terpantau dan lebih detail, serta memudahkan dalam mencari layanan rujukan.

Melalui platform ini, Kementerian Kesehatan juga akan menghubungkan ekosistem industri kesehatan dalam satu kesatuan data kesehatan nasional, baik itu rumah sakit, klinik apotek, puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Bagi Anda yang masih kesulitan dalam menghadapi digitalisasi klinik, Aplikasi Klinik Pintar akan membantu Anda dalam mengelola bisnis faskes Anda. Menariknya, Aplikasi Klinik Pintar telah secara resmi terintegrasi dan terstandarisasi oleh platform SATUSEHAT Kemenkes.

Tak hanya itu, sebagai penyedia Rekam Medis Elektronik, Aplikasi Klinik Pintar juga telah terdaftar di PSE Kemkominfo dan berhasil memperoleh penilaian kepatuhan UU Perlindungan Data Pribadi dengan hasil tinggi sebesar 96%.

Sumber:

DTO Kemenkes. Transformasi Teknologi Kesehatan: Digitalisasi Rekam Medis dan Integrasi Platform SATUSEHAT.

FK UGM. Penerapan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan.